Peningkatan produksi hortikultura, khususnya buah di Indonesia selama ini masih menggunakan sistem pertanian konvensional dengan masukan input luar. Semakin tinggi produksi, maka akan semakin tinggi pula masukan input luar seperti pestisida dan pupuk yang diberikan. Program holtikultura yang ada di Indonesia lebih menguntungkan produktivitas sumber daya lahan dengan masukan sarana produksi yaitu pupuk dan pestisida anorganik kedalam agroekosistem pertanian yang cukup tinggi. Hal ini berdampak pada kemunduran kualitas lingkungan dan pengurangan stabilitas produksi oleh strain hama dan penyakit, terbentuknya senyawa beracun bagi tanaman dan menurunnya stabilitas tanah serta terjadinya kerusakan lingkungan oleh penggunaan pestisida yang berlebihan. Penggunaan pestisida kimia dan pupuk buatan pabrik maka manusaia mulai berusaha untuk mencari teknik bertanam secara aman baik untuk dikonsumsi maupun baik bagi lingkungan maka terbentuk teknik bertanam secara organic atau pertanian organic.
Adanya perhatian yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan manusia dalam jangka panjang dan kelestarian kingkungan yang berkelanjutan maka system pertanian di Indonesia diharapkan mulai berpindah dari system pertanian konvensional menjadi pertanian organik. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Tahapan Melakukan Pertanian Organik diantaranya adalah:
1. Merencanakan Kebun Organik
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat menyiapkan kebun buah organik yaitu :
a.pemilihan lokasi penanaman
lokasi penanaman disesuaikan dengan tanaman yang akan ditanam dan dipilih lokasi yang bebas dari angguan penyakit hama. adapun pertimbangan lokasi lainnya meliuti adanya bahan yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk seperti pupuk kandang dari hewan. kemudian adnya transportasi untuk mengangkut buah kepasar untuk dijual kemudian adanya fasilitas pengolahan bersertifikasi
b. Sertifikasi organik
Sertifikasi berarti meminta metode pertanian dan pertanian diperiksa untuk memastikan bahwa produkpertanianmemenuhi standar sertifikasi untuk pertanian organik. Standar sertifikasi mencakup semua persyaratan Standar Nasional untuk Produksi Organik dan Bio-Dinamis.
c. Perencanaan pengelolaan properti
Rencana pengelolaan properti akan membantu menentukan tata letak dan strategi manajemen yang paling sesuai untuk perusahaan, mengingat batasan fisik dan lokasialami, sumber daya dan sasaran pribadi.
d. Ragam pilihan
Pemilihan bahan untuk penanaman ditentukan oleh sejumlah faktor yaitu: Kondisi tumbuh, Hama dan resistensi penyakit, Parameter kualitas buah (seperti ukuran, ketegasan dan kemampuan menjaga), Tanggal jatuh tempo, Persyaratan pasar.
e. Persiapan dan penanaman tanah
Sebelum
penanaman
perlu
di pastikan
keadaan
tanah
yang berupa
tingkat
kesuburan,
kandungan
bahan
organic, dan
memastikan
lahan
atau
tanah
yang digunakan
terbeas
dari
hama.
Karena
kontrol gulma lebih mudah dicapai sebelum
pembentukan kebun. Pertimbangkan pertanaman antar
baris antara deretan pohon buah-buahan atau tanaman merambat. Desain kebun bisa membantu
pengelolaan hama dan penyakit. Misalnya, pencampuran spesies dalam satu blok
bisa menyulitkan serangga hama. Pohon dan tanaman merambat yang
baru ditanam perlu disirami dengan baik, dilengkapi irigasi permanen,dan
dilindungi dari hama.
2. Manajemen Kebun
Sistem organik bertujuan untuk menciptakan kembali sistem alam. Sistem alam mendukung beberapa spesies yang bersaing, sehingga tidak ada satu spesies pun yang memiliki keunggulan yang konsisten.
a. Pengelolaan hama dan penyakit
adalah pendekatan pengelolaan hama
dan penyakit yang menggunakan berbagai teknik yang dimaksudkan untuk mengurangi
kerusakan. Pengelolaan hama dan penyakit meliputi: Kontrol budaya, Manipulasi keanekaragaman jenis, kontrol biologis, kontrol mekanis, lingkungan fisik.dan kontrol kimia.
b. Pengelolaan gulma
Tujuan utama pertanian organik
adalah mengubah komposisi komunitas gulma sehingga kebun buah memperoleh
manfaat maksimal.
Srategi pengelolaan gulma terdiri dari :
1.Mulsa
2.Merumput
3.Pemanfaatan organisme lainnya
c. Pengelolaan Tanah dan Nutrisi Tanaman
Pertanian
organik bukan hanya mengganti pupuk
dengan pupukbuatan dan pupuk 'organik', ini
tentang
memberi makan ekosistem tanah dan memanfaatkan sepenuhnya sumber daya di pertanian.
Petani
organik dapat membangun kesuburan tanah di kebun buah dengan menanam tanaman
penutup, dan dengan menambahkan sisa tanaman, kotoran hewan dan kompos, debu
batu dan
sediaan khusus yang merangsang aktivitas biologis dan kimiawi tanah.
•A. Tutupi
tanaman
•B. Tanaman pupuk hijau
Tanaman
pupuk hijau ditanam secara khusus untuk diolah kembali ke dalam tanah untuk
membangun
bahan organik tanah dan nutrisi. Misalnya, sweedlegum
yang
lebat dan aktif tumbuh (misalnya vetch, faba beans atau lupin) mengandung
sejumlah besar nitrogen yang dilepaskan ke tanah saat
kultivasi
•C. Pupuk organik dan amandemennya meliputi pupuk hewan dan kompos. pupuk organik komersial dan pupuk lainnya.
3. Penyediaan Hara
Tujuan anggaran nutrisi adalah
untuk membantu memperkirakan keseimbangan nutrisi tanah yang tersisa setelah
mempertimbangkan aplikasi pupuk yang kurang mengalami kerugian
(misalnya, dalam menghilangkan produk dan pemangkasan ke lingkungan,
seperti pelepasan dan penguapan atmosfir).
4. pemasaran
A.Persyaratan pemasaran
Produk organik harus memenuhi semua
persyaratan lokal, negara bagian dan federal yang relevan, seperti produk
lainnya. Petani organik harus mematuhi peraturan produksi, seperti pelabelan
buah.
B. Strategi
pemasaran
Pemasaran adalah tentang
mengidentifikasi produk yang diinginkan konsumen, dan memasok dengan harga yang
tepat, dan dalam bentuk yang tepat. Riset pasar menyediakan jenis informasi ini